Selasa, 05 April 2016

SEJARAH TERBENTUKNYA UMAT ALLAH

SEJARAH TERBENTUKNYA UMAT ALLAH
(Tugas Mata Kuliah : Studi Perjanjian Lama)
Oleh : Steno Wirawan Swismanto

Kitab Perjanjian Lama mencatat bagaimana Allah memilih umat kesayangan-Nya. Kata umat atau bangsa dalam perjanjian lama ditulis dengan bahasa Ibrani yaitu  GOY ( I)AG)))))))))))) .Awal terbentuknya umat Allah pada mulanya ialah adanya  perjanjian antara Allah dengan Abraham yaitu bahwa Allah akan memberikan keturunan kepada Abraham dan  menjadikan keturunannya menjadi bangsa yang besar (Kejadian 15:5). Perjanjian tersebut diteruskan dengan lahirnya Ishak, anak Abraham melalui Sara (Kejadian 21:1-7). Umat pilihan Allah bukan dari keturunan Ismael, anak Hagar, dan juga bukan melalui keturunan Ketura (Kejadian 25:1-6). Setelah Abraham meninggal Allah meneruskan perjanjian tersebut melalui Ishak. (Kejadian 25:11).

Ishak memiliki dua orang anak laki-laki yaitu Esau dan Yakub yang didapatnya melalui Ribka. Namun dari keturunan Yakub lah umat Allah tersebut terbentuk, oleh karena Yakub yang menerima berkat menjadi anak sulung walaupun melalui tukar guling dengan kacang merah dengan Esau (Kejadian 27:1-40). Dan dari anak Yakub inilah umat Allah akan terbentuk. Yakub memiliki dua belas putra yang di perolehnya melalui Lea, Rahel, Bilha, dan Zilpa.



Dan dari kedua belas anak Yakub tersebut terbentuklah bangsa Israel. Nama Israel itu sendiri diperoleh ketika Yakub beserta kedua istri dan budak perempuan dan juga kesebelas anaknya di tempat penyeberangan sungai Yabok dan ia bergumul berat sampai fajar disana sehingga pangkal pahanya terpelencok. (Kejadian 32:22-25)
Yakob tinggal di tanah Kanaan bersama keluarganya dan ada peristiwa kelaparan menjadikan Yakob dan keluarganya eksodus ke Mesir dan ditempatkan di Gosen.dan didahului oleh Yusuf anaknya lebih dulu ke Mesir kurang lebih 30 tahun. (band. Kej.15:13 dan Kel.12:40)
Umat semakin banyak sehingga mengakibatkan penguasa di Mesir menjadi khawatir maka kerja rodi sebagai salah satu cara untuk menekan umat Israel. Kesengsaraan Israel membuat Allah ingat kembali akan janjiNya kepada Abraham, dipanggilah Musa untuk memimpin umat keluar dari tanah Mesir. Melalui 10 Tulah maka keluarlah umat Israel dari tanah perbudakan.
Tibalah umat sampai ke Gunung Sinai, dari sinilah ada Perjanjian Allah dengan umat yang mengatakan : Jadi sekarang jika kamu sungguh-sungguh mendengar FirmanKu dari antara segala bangsa. Sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagiku Kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya Firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel (Kel.19:5-6) dan perjanjian ini sering dikenal dengan perjanjian Sinai.
Menjadi bangsa yang Kudus, dalam arti umat ini dipisahkan, dipilahkan dan berbeda dengan bangsa-bangsa yang ada disekeliling umat Israel, dan Allah memanggil umatNya agar melalui umat Israel bangsa-bangsa sekelilingnya mengenal Allah yang Hidup.
Sebagai umat Allah mereka menerima hukum ketetapan dan peraturan dari Allah yaitu Hukum Taurat yang diterima melalui Musa. Hal ini menjadikan umat Israel memiliki tata kehidupan dan moral yang berbeda dengan bangsa-bangsa sekelilingnya, serta menjadi bangsa yang memiliki akal budi yang lebih dari bangsa-bangsa lain.
Sebagai umat Allah mereka langsung menerima providensi dari Allah ketika 38 tahun ada di padang gurun setelah perjalanan 2 tahun dari Mesir ke Gunung Sinai, mereka menerima roti manna dan air dari batu karang dan daging burung setiap hari. Keimanenan Allah siang malam terus hadir dalam bentuk tiang awan dan tiang api. Mereka juga memasuki masa seleksi ketika di padang gurun lewat pagutan ular dan ketaatan pada ular tembaga yang dibuat oleh Musa. Antara kematian dan kehidupan, ternyata mereka yang lahir di Mesir semua mati kecuali Yosua dan Kaleb. Kemudian munculah generasi padang gurun yang oleh Allah dipersiapkan memasuki tanah perjanjian yang sesuai dengan apa yang Allah janjikan kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Bapa Patriakh Umat Israel. Persiapan ini diawali dengan pidato Musa di dataran Moab, dalam Kitab Ulangan. Seterusnya menyeberangi Sungai Yordan, memasuki, menduduki, dan membagi tanah Kanaan, dipimpin oleh Yosua pengganti Musa.

AKULAH TUHAN ALLAHMU YANG MEMBAWA KAMU KELUAR DARI TANAH MESIR DARI TEMPAT PERBUDAKAN ( KELUARAN 20:2) 



Jumat, 01 April 2016

Pengajar STTN Salatiga



STT “Nusantara” memiliki program pendidikan Strata 1 (S-1) Status Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 403/SK/BAN-PT/Akred/S/X/2014 Program Studi Sarjana Teologi/Kependetaan tanggal 24 Oktober 2014
Prodi Teologi Kependetaan dengan gelar Sarjana Teologi (S.Th.) dengan beban 160 SKS.
Didukung oleh para Dosen Pengampu yang profesional, baik dosen tetap maupun dosen tamu yang memiliki kemampuan akademis, dan juga berpengalaman dalam bidangnya, sehingga integrasi antara segi akademis, kerohanian dan pelayanan menjamin mutu pendidikan di STT Nusantara.

1.            Pdt. Puji Swismanto, M.Th
2.            Pdt. Budyo Pantoro, M.Th., Ph.D
3.            Pdt. Agus Santoso, M.Th
4.            Pdt. Hizkia Sukarno Hadi,M.Th (c).
5.            Bpk. Julius Bambang, S.Th., M.Pd.K
6.            Pdt. Matius Karyo Utomo, M.Th.
7.            Pdt. Dr. Daniel Sutoyo, M.A, M.Div, M.Th.
8.            Pdt. Lee Ki Ho,M.Th.
9.            Pdt. Ferry Mamahit,Ph.D
10.        Pdt. I Gusti Komang Aryanan, M.Th.
11.        Ev. Lindin Anderson, S.Th. (sedang Study Lanjut )
12.        Ev. Wulan Agung, S.Th. (sedang study lanjut )
13.        Ibu Ririn Sulistiyorini, Spd.


Lambang STTN Salatiga





Bentuk dan Komponen
Lambang Sekolah Tinggi Teologi Nusantara berbentuk bulat dengan lengkungan panah di bagian kanan atas. Warna dasar adalah putih sebagai kerangka tempat komponen lambang disusun. 
Komponen lambang terdiri dari :
Alkitab terbuka berwarna biru.
Salib berwarna merah.
Burung merpati berwarna putih.
Bola Nusantara berwarna biru.
Dua panah melingkar bola Nusantara merah dan putih.
Tulisan Sekolah Tinggi Teologi  Nusantara berwarna biru.
Makna Lambang Dan Makna Warna

Makna Lambang
Alkitab : adalah landasan kehidupan dan pelayanan STTN. 
Gambar Salib : adalah fokus dari pemberitaan Kabar Baik.
Gambar Burung Merpati : tanda urapan Roh Kudus, tanpa urapan termaksud, kita tidak memiliki kuasa untuk hidup suci dan untuk melayani.
Gambar peta Nusantara : STTN  berwawasan Nusantara, itulah visi dan misi STTN.
Dua panah melingkari peta Nusantara : bahwa visi STTN dalah luas, yakni dunia. 

Makna Lambang
Biru  pada Alkitab : STTN setia terhadap otoritas Alkitab yang adalah Firman Allah
Merah pada Salib : STTN setia memikul salib Kristus sebagai tanda kesetiaan dan pengorbanan dalam pelayanan.
Putih pada Burung Merpati : Tradisi theologia STTN yang berdasarkan Alkitab yang menekankan kekudusan hidup oleh pelayanan Roh Kudus.
Biru pada peta Nusantara : STTN setia terhadap Nusa dan Bangsa.
Putih pada panah melingkar : STTN siap membawa berita pengudusan oleh Roh Kudus keseluruh Nusantara dan keseluruh dunia.
Merah pada panah melingkar : STTN siap berkorban melaksanakan pemberitaan Injil ke seluruh Nusantara dan ke seluruh dunia berdpenebusan oleh Darah Kristus.